Tuesday, January 29, 2013

Dampak Ekonomi Redenominasi Rupiah

DANIASA - Proses Redenominasi sebagai penyederhanaan mata uang rupiah Rp. 1.000 menjadi Rp. 1 sudah mulai disosialisasikan ke masyarakat. RUU Redenominasi telah masuk dalam Prolegnas dan bakal dibahas DPR tahun ini. Jika RUU tersebut disetujui, maka ditahun 2014 akan keluar mata uang baru hasil redenominasi, sehingga nantinya ada 2 jenis mata uang yang beredar di masyarakat. Lalu secara perlahan sampai tahun 2017 redenominasi akan dilakukan dan mata uang rupiah lama akan hilang di masyarakat.

Menurut pelaku usaha/pendamping investasi Lyra Puspa seperti dikutip dari detikFinance di Gedung MNC, Jakarta, Senin (28/1/2013) mengkawatirkan lonjakan harga barang akibat pembulatan harga setelah proses redenominasi rupiah berjalan. 

"Secara psikologis lho. Jadi jaranglah, katakanlah yang namanya pengusaha melipatkan kebawah. Karena akan melipatkan keatas. Jadi itu akan secara otomatis," kata Lyra.

Dia mencontohkan, jika ada sebuah barang dengan harga Rp 1.725 maka ketika dibulatkan akan berubah menjadi Rp 1,8. Sangat kecil kemungkinan, para pelaku usaha akan membulatkan harga ke nominal bawah. Kebanyakan orang akan memilih untuk membulatkan ke bilangan nominal di atasnya.

Selain itu, masyarakat Indonesia banyak yang  bersifat konsumtif  sehingga akan terjadi dampak buruk karena beberapa orang merasa harga sebuah produk menjadi murah.

"Kan secara psikologis, murah kan nolnya hilang . Mau beli Android Rp 3 juta, jadi cuma Rp 3 ribu. Beli dua ya," ungkap Lyra Puspa.

Lyra berharap bahwa Gambaran ini bisa dijadikan sebagai tantangan untuk pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sebagai pengusung kebijakan Redenominasi Rupiah.

No comments:

Post a Comment